Selasa, 14 Juli 2009

Obstruksi saluran kemih

Uropati Obstruktif

Menam Ginting

Bagian llmu Bedah

Fakultas Kedokteran USU/ RS Dr. Pirngadi

Medan.

Saluran air kemih adalah sesusunan alat tubuh yang berpe-

ran untuk membentuk dan menyalurkan air kemih, terdiri dari

ginjal, piala, ureter, kandung kemih dan uretra. Air kemih

adalah cairan hasil produksi ginjal dari darah, mengandung

bahan sisa hasil pertukaran zat yang larut di dalam air untuk

dibuang keluar dari tubuh. Kaitan lintasan dan gerak alir air

kemih sebagai berikut :

Cairan darah yang dialirkan ke dalam ginjal mengalami sederet-

an proses: filtasi, resorpsi, sekresi dan homeostatis pada pem-

bentukan air kemih ini, kemudian produksi ini dilimpahkan

ke dalam piala buat mengatur pengaliran selanjutnya. Bertolak

dari piala dengan dorongan gerakan peristaltik disertai pengaruh

gaya-berat yang berkala, air kemih disalurkan melalui penyalur

ureter buat selanjutnya dipercikkan masuk ke dalam kandung

kemih (efflux). Pada kesempatan ini kandung kemih terisi oleh

percikan-percikan ureter sehingga berangsur-angsur penuh

mencapai daya muat kandung kemih, yang setelah itu kandung

kemih mengerrut memompa air kemih sampai habis ke uretra

(afflux) untuk dibuang ke alam bebas sebagai siraman

pancaran buang air kecil. Pada persambungan ureter-kandung

kemih, ureter berjalan miring masuk sepanjang dinding kan-

dung kemih sehingga berperan seakan-akan katub yang mele-

watkan aliran air kemih dari ureter ke kandung kemih saja

dan mencegah pengaliran sebaliknya (reflex).

Pada persambungan kandung kemih-uretra terdapat otot

sfmkter yang hanya terbuka sewaktu kandung kemih menge-

rut memompakan isinya keluar. Sewaktu kandung kemih

menampung, air kemih dipercikkan dari ureter ke dalam kan-

dung kemih (efflux), sedang persambungan kandung kemih --

uretra tertutup rapat. Sewaktu kandung kemih memompa,

persambungan ureter -- kandung kemih tertutup, air kemih

dialirkan dari kandung kemih ke uretra (afflux), lazim dina-

makan air kecil.

PENDAHULUAN

Obstruksi lintas air kemih menyebabkan gerak alir air

kemih tertahan (retensi). Hal ini dapat teijadi di sepanjang

lintasan dari hulu pada piala sampai ke muara pada uretra.

Gangguan penyumbatan ini bisa disebabkan olelr kelainan

mekanik di dalam liang, pada dinding atau tindisan dari luar

terhadap dinding lintasan atau disebabkan kelainan dinamik

(neuromuskuler) yang masing-masing bisa karena kelainan

dibawa lahir atau diperdapat. Selanjutnya penyumbatan ini

bisa menyumbat sempurna (total) atau tidak sempurna (sub-

total) dengan masing-masing bisa tampil dengan mendadak,

menahun atau berulang timbul.

Adanya rintangan penyumbatan lintas air kemih

meng-

akibat

an gerak alir tertahan sehingga air kemih pada hulu

sumbatan terbendung dan menumpuk seluruhnya pada pe-

nyumbatan total. Pada penyumbatan sub-total melewatkan

sebagian air kemih dan menahan sebagian lain yang berangsur-

angsur menumpuk. Tumpukan air kemih ini meregangkan

lintasan pada hulu obstruksi sehingga melebar. Bagian hulu

saluran ini berusaha meningkatkan tenaga dorong untuk

mengungguli hambatan sumbatan dengan menambah kuat-

kontraksi jaringan otot dinding saluran agar penyaluran air

kemih dapat berlangsung sempuma seperti biasanya (kom-

pensasi). Bila keadaan ini berlangsung lama, tenaga dorong

mengkompenser menjadi lelah hingga tak berdaya lagi

mendorong air kemih dengan sempurna seperti biasa (de-

kompensasi).

Selanjutnya pada perlangsungan obstrusi biasanya meng-

undang kehadiran bakteri dan pembentukan batu yang me-

nyebabkan

penyulit-penyulit

yang lebih

memberatkan

keadaan. Rentetan kejadian makin ke hulu melibatkan ginjal

sehingga terjadi gangguan faal ginjal, hidronefrosis, pielo-

nefritis atau pyonefrosis.

Obstruksi yang lebih ke hulu dekat kepada ginjal, harnbat-

an yang lebih sempurna dan berlangsung sudah lama melibat-

kan kerusakan ginjal lebih cepat.

Bagaimana

meningkatkan

ke-

mampuan agar mengetahui dan

melola -- "GEJALA, TANDA

dan PENYULIT yang se-DINI

MUNGKIN" -- sebagai daya-upaya membangun DIGANOSTIK

,DINI adalah menjadi permasalahan untuk dipecahkan dalam

pembenahanmenuju ke TERAPI DINI dengan tujuan sasaran

PROGNOSA yang baik bagi si penderita, s e m o g a!

PATOGENESIS DAN PATOLOGI

Obstruksi pada saluran kemih menyebabkan gangguan gerak

alir. Pada bahagian hulu saluran yang Iangsung berwatas de-

ngan penyumbatan berusaha meningkatkan tenaga pendorong

untuk menyalurkan air kemih dengan memperkuat kontraksi

otot dinding saluran untuk mengungguli rintangan. Semakin

Cermin Dunia Kedokteran No. 28, 1982

75

background image

jauh ke hulu dari tempat penyumbatan semakin berkurang

pengaruh-pengaruh akibatnya, akan tetapi lama-kelamaan

secara berangsur melibatkan seluruh saluran kemih termasuk

ginjal. Memperhatikan gerak alir air kemih yang dimulai dari

piala ginjal ke-ureter, kandung kemih dan uretra, maka dapat-

lah terjadi sebagai berikut : obstruksi di uretra melibatkan

kandung kemih, dan bila timbul "gangguan kompetensi katub

ureter -- kandung kemih" hingga menyebabkan berbalik -- alir

(reflux) dari kandung kemih ke ureter, hal ini melibatkan

ureter dan piala yang berlanjut terus merusak ginjal. Hal yang

sama dapat berlangsung sedemikian rupa bila ada penyumbat-

an pada ureter atau piala ginjal. Bagaimana kelanjutannya ke-

jadian yang timbul pada hulu saluran kemih akibat dari suatu

obstruksi, diturunkan sebagai berikut :

1. KULUP

Penyempitan liang kulup menyebabkan kulup mengem-

bung sewaktu buang air kecil. Bila keadaan ini berlarut-larut

mengakibatkan radang balanopostitis atau batu di liang kulup

dengan penyulit-penyulitnya.

2. URETRA

Penyempitan atau penyumbatan pada uretra menyebabkan

bagian hulunya melebar sehingga dinding uretra tersebut men-

jadi tipis, kadang menimbulkan divertikel dan bisa pecah yang

mengalirkan air kemih di sekitamya. Pipa semprot manipun

bisa melebar. Pada setempat bisa terjadi batu dan infeksi

sebagai penyulit-penyulitnya.

3. KANDUNG KEMIH

Penyumbatan atau penyempitan saluran kemih pada leher

kandung kemih dan uretra menyebabkan gangguan lintas

pembuangan air kemih sehingga kandung kemih mengada-

kan usaha dengan meningkatkan daya pompa ditunjang de

-

ngan pengerutan persambungan ureter-kandung kemih untuk

melebarkan leher kandung kemih. Dengan peningkatan daya

pompa ini, maka tekanan hidrostatis di dalam kandung me-

ningkat dari 20 -- 40 cm air menjadi 50 -- 100 cm air atau

lebih. Keadaan ini biasanya terdapat pada penyempitan uretra

pada anak laki-laki pada pangkal dan pada anak perempuan

pada ujung dan pada laki-laki tua oleh karena pembesaran

prostat atau pada sindroma prostatismus sans prostate. Pada

waktu dini kandung kemih masih dapat memenuhi faalnya

dengan sempurna karena otot-detrusornya menjadi hipertrofi

dan jika berlarut-larut berlangsung ototnya menjadi tipis dan

lemah hingga tak dapat memenuhi faalnya lagi dengan sem-

purna. Keadaan berobah dari kompensasi menjadi dekom-

pensasi.

A. MASA KOMPENSASI

a. Kandung kemih seperti balok-balok (trabekulasi).

Sewaktu kandung kemih berisi penuh berkas otot detrusor

menjulang ke permukaan mukosa seperti balok, demikian

juga halnya dengan segitiga kandung kemih, keadaan mana

menambah rintangan percikan ureter ke kandung kemih.

b. Sellula

Tekanan dalam kandung kemih yang tinggi sewaktu me-

mompa mendorong mukosa di antara tonjolan balok-balok

berkas otot sehingga merupakan lekukan kantong-kantong

kecil.

c. Divertikula

Bisa tekanan yang tinggi ini lebih mendorong mukosa se-

hingga menyembul keluar ke permukaan sehagai kantong.

Kantong ini tidak mengandung otot huat memompa isinya,

karena itu mudah terkena infeksi. Bila divertifikula menge-

76

Cermin Dunia Kedokteran No. 28, 1982

nai persambungan ureter-kandung kemih maka faal sebagai

katub menjadi inkompeten dan bisa menyebabkan reflux.

d. Mukosa.

Bila terjadi infeksi yang akut terjadi hiperemi dan edema

yang menyebabkan reflux. Pada infeksi khronis mukosa

menjadi tipis dan pucat.

Masa kompensasi ini dapat dibagi keadaannya dalam 2 tahap,

yaitu :

(a) Tahap berlebih peka

Pancaran dan besar aliran air kemih masih seperti biasanya

karena daya pompa masih sanggup mengatasi rintangan yang

ada, hanya saja otot detrusor menjadi berlebih peka. Dengan

regangan yang sedikit saja pada waktu menampung air kemih

dari ureter telah merangsang hajat untuk buang air kecil sedang

bagi keadaan yang biasa masih dapat mengurungkannya karena

kandung kemih masih bisa melembek dan menampung air

kemih lebih banyak. Dengan demikian gejala dini dari penyum-

batan atau penyempitan pada leher kandung kemih dan uretra

ialah hajat buang air kecil yang bolak-balik dan mendesak

pada waktu siang ataupun pada malam hari.

(b) Tahap kompensasi

Bila penyumbatan atau penyempitan berlarut-larut terus,

maka disamping buang air kecil yang bolak-balik dan men-

desak, mengedan sejenak, memulai buang air kecil harus me-

nunggu sejenak sampai kuat kontraksi otot cukup kuat meng-

atasi rintangan. Pancaran dan besar aliran air kemih semakin

berkurang terlebih-lebih menjelang pengosongan kandung

kemih.

B. MASA DEKOMPENSASI

Pada rintangan yang meningkat atau berlarut-larut dan

lagi diperberat oleh infeksi bisa menimbulkan terjadinya

air kemih sisa sampai 500 mililiter atau lebih. Hal ini di-

sebabkan oleh kontraksi otot detrusor yang jadi lebih singkat

untuk memompakan air kemih dengan sempurna sehingga

bersisa (residu).

Masa dekompensasi berlangsung sebagai berikut :

(i) Dekompensasi akut

Dapat terjadi dengan mendadak otot detrusor tak kuasa lagi

mengkompenser, karena pengisian tiba-tiba yang banyak dari

ureter ke dalam kandung kemih atau otot ini teregang sekali.

Akibatnya, terganggu pengaliran kemih, secara mendadak ter-

henti kendatipun kandung kemih belum kosong sempurna

dan meninggalkan air kemih sisa. Penghambatan aliran kemih

dalam keadaan ini terhalang total dan tiba-tiba.

(ii) Dekompensasi khronis

Pengosongan kandung kemih berangsur-angsur bertambah

sulit dan akibatnya air kemih bisa semakin bertambah banyak

dan daya tampung menjadi berkurang. Hajat buang air kecil

semakin bertambah sering dan sesewaktu bisa terhalang total.

Dengan kehilangan daya pompa kandung kemih terjadilah

beser limpahan kepenuhan (inkotinensia pardoksa).

4. URETER

Lintasan ureter yang miring melalui dinding kandung kemih

untuk bermuara ke dalam rongga kandung kemih, berperan

seakan-akan katub yang melalukan kemih mengalir dari ureter

masuk ke dalam rongga kandung kemih, sebaliknya meng-

halangi pengaliran kembali (melalukan efflux dan meng-

halangi reflux). Meskipun tekanan di dalam kandung kemih

tinggi sewaktu memompa, namun tidak disalurkan berbalik

ke dalam ureter, piala dan seterusnya ke ginjal, hal ini dise-

babkan kompetensi persambungan ureter -- kandung kemih.

background image

Pada keadaan dekompensasi kandung kemih di mana dijum-

pai persambungan ureter -- kandung kemih menjadi in-

kompeten, tekanan ini disalurkan ke dalam ureter, piala dan

seterusnya ke ginjal. Juga pada kandung kemih yang ber-

balok-balok, edema dan meradang dapat mengakibatkan peran

katub tak kompeten lagi. Rentetan akibat-akibat dari ber-

balik alir ini terjadi dengan hal yang sama dijumpai seperti

pada penyumbatan ureter atau piala ginjal. Pada hulu pe-

nyumbatan atau penghalangan alir air kemih otot dinding

ureter menjadi hipertrofis dalam usaha meningkatkan gerak

peristaltik mendorong air kemih. Berpapasan dengan sumbat-

an di bagian hulu ureter melebar (dilatasi) karena pelonggokan

air kemih. Gerakan peristaltik yang meninggi ini menyebab-

kan ureter bertambah panjang (elongasi) sampai berliku-liku.

Lama-kelamaan di sekitar ureter terbentuk jaringan ikat dan

kerutan jaringan ini menyebabkan penekikan (angulasi) yang

menambah kesulitan pengaliran air kemih. Bila pengaliran air

kemih ini sedemikian terus berkelanjutan maka otot dinding

ureter dan piala menjadi lemah dan terjadi dekompensasi.

Pelebaran ureter (ureteriksasi, hidro-ureter) kemudian melibat-

kan piala ginjal (pielektasi) untuk selanjutnya mengikut-serta-

kan ginjal (hidro-nefrosis) yang keseluruhannya menjadi hidro-

ureteropiƩlo-nefrosis , yaitu suatu atrofi ginjal yang disebab-

kan oleh penyumbatan saluran yang tidak menyumbat sem-

purna (sub-total), di mana sebagian air kemih masih lewat dan

selainnya tertahan. Pada penyumbatan yang sempurna (total)

terjadi atrofi primer ginjal. Penyumbatan semakin ke hulu

dengan menyumbat hampir sempurna dan berlangsung lama,

dengan cepat merusak ginjal.

5. GINJAL

Dalam keadaan normal tekanan di dalam rongga piala

kecil sekali mendekati nol. Pada penyumbatan disaluran ureter

atau berbalik alir dari kandung kemih ke ureter (reflux)

mengakibatkan piala dengan kalises melebar disebabkan te-

kanan hidrostatis yang meninggi. Terjadinya kerusakan ginjal

atrofi hidronefrosis, tergantung kepada letak, sifat dan lama-

nya sumbatan saluran aliran kemih. Disamping itu tergantung

juga kepada bentuk piala yang berada di dalam atau di luar

ginjal. Piala yang berada di dalam rangkulan ginjal lebih dini

mengakibatkan kerusakan ginjal daripada piala yang diluar

ginjal, karena tekanan hidrostatis yang tinggi. Pada penyum-

batan atau berbalik alir air kemih pada ureter yang seterusnya

melibatkan piala ginjal, mula-mula otot dinding piala menjadi

hipertofis dalam usaha mendorong air kemih. Bila kejadian

ini berlarut-larut otot ini menadi lemah dan berakhir dengan

kelumpuhan dekompensasi. Perobahan yang pertama terjadi

pada kalises. Bentuk kaliks yang normal cekung oleh penon-

jolan papil ginjal ke piala. Papil ini terdiri dari pipa-pipa pe-

ngeluaran/pembuangan tempat bermuaranya satuan ginjal

(nefron). Pada tekanan hidrostatis yang meninggi di dalam

rongga piala, bentuk cekung kalises ini berobah jadi ceper dan

bila lebih lanjut menjadi cembung. Perobahan ini disebab-

kan oleh iskhemi, nekrosis dan absorpsi jaringan, sedang

jaringan di antara papil adalah bagian akhir yang rusak. Te-

kanan hidrostatis yang tinggi bila terus berlangsung menye-

babkan ginjal tertinggal merupakan suatu kantong berdin-

ding tipis berisi cairan yang terdiri dari air dan elektrolit atau

cairan nanah karena infeksi. Dengan peningkatan tekanan

hidrostatis di dalam piala yang mendekati tekanan filtrasi

glomeruli, 30 mm air raksa, menyebabkan berkurangnya pem-

bentukan air kemih dan gangguan pemekatan. Hidronefrosis

adalah suatu jenis atrofi ginjal dengan mengandung penum-

pukan cairan yang terjadi karena desakan oleh tingginya tekan-

an hidrostatis. Sungguhpun hambatan pengaliran air kemih

secara total, namun ginjal masih membentuk air kemih terus.

Air kemih ini pada piala diresorbir oleh tubuli, pembuluh

limfatis, pembuluh darah balik atau merembes ke dalam antar

jaringan ginjal. Hidronefrosis yang sebelah berakibat faalnya

terganggu, untuk memenuhi kebutuhan karena gangguan ini,

ginjal yang normal di sebelah lain menjadi hipertrofi kompen-

satoris. Bila kedua buah ginjal hidronefrotis, maka kedua buah

ginjal mengusahakan faalnya maksimal.

PENEMUAN--PENEMUAN KLINIK

Umumnya keluhan-keluhan utama menyangkut gangguan

saluran kemi adalah SAKIT. GANGGUAN BUANG AIR

KECIL dan KELAINAN AIR KEMIH. Ketiga keluhan utama

ini disertai juga dengan keluhan lain apakah kelainan sistem

antara lain gangguan saluran pencernaan makanan, demam,

menggigil, anemi, adanya bengkakan dan lain-lain. Anamnesa

berperan penting dalam pemeriksaan. Dengan menaruh per-

hatian dan menanggapi keluhan-keluhan yang dikemukakan

si penderita, begitupun dalam mengajukan pertanyaan kepada-

nya agar mendapat kelengkapan bagaimana perjalanan penya-

kit yang diderita apakah timbulnya mendadak, menahun atau

berulang kambuh, sebab penampilan mendadak bisa terjadi

dari penyakit yang menahun. Dari kesan-kesan anamnesa yang

diperoleh dapat memberi tuntunan (pesan) buat pemeriksaan

yang lebih lanjut untuk dijejaki. Dengan berencana dilaksana-

kan pemeriksaan berturut-turut dari gejala dan tanda, labora-

toria, sinar-x dan pemakaian alat periksa.

1.

Gejala dan tanda.

1. Gangguan pada pipa pembuangan dan penampung-pemom-

pa. (Uretra

dan kandung kemih).

Gejala utama dari bagian saluran kemih ini ialah hajat buang

air kecil yang bolak-balik dan mendesak, mengeluarkan air

kemih dengan aliran yang kecil dan pancaran tidak jauh dan

akhir buang air kecil menetes-netes, pada keadaan yang telah

lama meninggalkan air kemih sisa (residu). Melihat dan meraba

uretra dan daerah kemaluan apakah ada sesuatu kelainan

berupa pembengkakan atau pengerasan. Melakukan raba rek-

tal untuk mengetahui tonus sfmkter, pembesaran prostat,

pembengkakan pada rektum dan rongga panggul, demikian

juga halnya diperlukan pemeriksaan raba vaginal.

2. Gangguan pada pipa penyalur, pengatur alir dan pembentuk

(Ureter,

piala dan ginjal).

Gejala utama dari saluran ini ialah perasaan sakit pada daerah

pinggang atau pada sepanjang lintasan ureter, kadang air kemih

berdarah dan disertai gejala-gejala saluran pencernaan makan-

an. Dengan adanya infeksi menyebabkan demam-menggigil

dan kandung kemih berlebih peka terduga adanya berbalik

alir kandung kemih ke ureter (refluks). Jika ada hidronefrosis

dapat diraba sebagai pembengkakan di daerah pinggang. Men-

jadi perhatian adanya gejala dan tanda uremia. Melakukan raba

rektal dan vaginal akan memberi kesan tentang kelenjar pros-

tat, leher rahim dan kandung kemih yang masing-masing dapat

memberikan gangguan kepada ureter, sedemikian juga halnya

dengan bengkakan pada rongga panggul.

Obstruksi saluran kemih dengan pemaparan di atas beraneka

ragam, tergantung kepada hubungan mana paling menonjol.

Penyumbatan yang erat berhubungan dengan aliran dari kan-

dung kemih ke uretra seperti pembesaran prostat, penyempit-

an uretra dan batu leher kandung kemih, prostatismus sans

Cermin Dunia Kedokteran No. 28, 1982

77

background image

prostate menampilkan gejala desakan hajat buang air kecil

yang bolak-balik dengan aliran kemih yang kecil dan pancaran

tidak jauh pada siang dan malam hari.

Air kemih berdarah yang disebabkan penyebab obstruksi se-

perti batu kemih dan tumbuhan pada saluran. Bengkakan pada

perut disertai dengan senak pada ulu hati pada hidronefrosis.

Gejala dan tanda yang timbul sebagai penyulit obstruksi

dengan tidak ada atau sedikit air kemih, mual, muntah-mun-

tah, menceret, kejang otot, gangguan kesadran, menguap-

nguap ngantuk karena kegagalan ginjal. Adanya penyulit in-

feksi ginjal yang tersumbat dengan menggigil, demam dan

sakit pada daerah pinggang.

II. Laboratorium

Pada perlangsungan penyakit yang menahun dijumpai anemi.

Pada infeksi yang menahun lekosit meninggi atau hanya sedikit

saja. Kegagalan ginjal memberikan gambaran darah kreatinin

meninggi, ureum meninggi, fosfor meninggi, sedang kalsium

menurun demikian juga kalsium. Air kemih mengandung zat

putih telor, darah atau sel-sel nanah dan bakteri pada bakteriuri

dan pyuri.

III. Sinar X. Foto ikhtisar kesan besar ginjal, keadaan tulang-

belulang, setiap pengapuran atau batu. Urogram ekskretoris

buat melihat funksi dan lintasan air kemih, seperti pelebaran

saluran,penyumbatan, tumbuhan dan menunjukkan batu yang

tidak menahan sinar. Terlintas dugaan adanya refluks kan-

dung kemih -- ureter bila gambar menunjukkan pelebaran

ureter yang bertahan pada bagian bawah, bagian yang melebar

pada ureter, keseluruhan ureter tergambar jelas, hidronefrosis

dengan penyempitan ureter-kandung kemih, gambaran pe-

nyembuhan penderita pielonefritis, kalises melebar dan

korteks menipis. Pada kandung kemih tampak divertikula atau

permukaan yang tidak rata. Sistografi retrograde buat melihat

perubahan-perubahan pada dinding kandung kemih karena

hambatan pengaliran dari kandung kemih ke uretra seperti

trabekulasi dan divertikula, keadaan katub ureter-kandung

kemih tidak kompeten yang menggambarkan ureter dan piala

karena refluks atau bila disuruh buang air kecil lebih jelas.

Urografi retrograde dapat memberikan gambaran yang lebih

baik dari ekskretoris, tetapi banyaknya bahan yang dimasuk-

kan memberikan penilaian yang bisa keliru.

IV. Alat periksa

Kateter dapat memberi kesan adanya rintangan dan menge-

luarkan air kemih sisa. Sistoskopi membawa peran menegak-

kan dan memastikan penyebab obstruksi.

DIAGNOSA

Menegakkan diagnosa obstruksi saluran kemih berdasar-

kan diketemukannya atau dapat diketengahkannya sesuatu

obstruksi :

1. melihat dan meraba sesuatu penyumbatan.

2. memasang kateter, berkesan adanya sesuatu rintangan dan

adanya air kemih yang tertahan.

3. urogram ekskretoris menunjukkan adanya bagian yang me-

lebar dan pengaliran yang lambat.

4. urogram retrograde menunjukkan penumpukan bahan

kontras yang menumpuk abnormal,

5. sitoskopi dapat melihat adanya penyumbatan.

6. diketemukannya batu pada foto atau kesan pada sentuhan

atau dapat diraba.

7. diketemukannya bengkakan yang langsung menindis atau

bermukim pada saluran.

78

Cermin Dunia Kedokteran No. 28, 1982

8. sistoskopi dan sistogram yang menunjukkan adanya diver-

tikula dan trabekulasi.

Sesuatu infeksi saluran kemih yang hanya sedikit atau tak

menolong dengan pengobatan medik atau berulang kambuh,

perhatian dilemparkan kepada kemungkinan adanya penyum-

batan atau keadaan berbalik alir kandung kemih-ureter (ref-

lux).

PENYULIT

Umumnya setiap halangan air kemih mengundang keha-

diran bakteri yang sulit dibrantas sekalipun hambatan saluran

telah disingkirkan. Bakteri yang sering adalah pemecah ureum

seperti bakteri proteus, stafilokok, yang menyebabkan kemih

menjadi lindi sehingga garam-garam lindi mengendap biasa-

nya pada kandung kemih dan ginjal. Gangguan faal ginjal,

pielonefritis, hidronefrosis dan pyonefrosis adalah penyulit-

penyulit akhir yang sangat memberatkan sisakit.

TERAPI

Tindakan dalam pengobatan obstruksi saluran kemih di-

arahkan kepada : (1) penyingkiran penyumbatan untuk peng-

aliran kemih yang tak-terhalang. (2) pemberantasan infeksi.

1. Saluran kemih terdiri dari susunan alat tubuh :

Obstruksi Uretero-vesikalis : dilatasi, . elngongasi, angulasi

"HIDRO--URETER/URETEREKTASI

"

, melanjut, terjadi :

--Gangguan funksi ginjal, kegagalan ginjal

--Pielonefritis

--Pyonefrosis

-- Hidronefrosis.

2. Adanya kaitan yang erat dan saling pengaruh mempenga-

ruhi :

3. Pada hulu obstruksi saluran kemih saluran berusaha meng-

ungguli hambatan dengan meningkatkan daya dorong dari

kontraksi otot (kompensasi) dan jika berlarut-larut tak

kuasa lagi (dekompensasi) dan akibatnya air kemih menum-

puk atau bersisa (residu).

4. Kerusakan pada ginjal : dini atau lambat bergantung kepada

letak, jenis dan lama penyumbatan. Letak yang lebih ke

hulu, jenis sumbatan hampir total dan sudah berlangsung

lama dengan dini melibatkan ginjal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar