Selasa, 30 Maret 2010

  1. 1. KAJIAN TEORI
    1. A. PENGERTIAN
      1. Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita sosial (Stuart dan Sunden, 1990 : 90).
      2. Waham adalah suatu kepercayaan yang salah/ bertentangan dengan kenyataan dan tidak tetap pada pemikiran seseorang dan latarbelakang sosial budaya (Rowlins, 1991: 107)
      3. Waham adalah bentuk lain dari proses kemunduran pikiran seseorang yaitu dengan menca,puri kemampuan pikiran diuji dan dievaluasi secara nyata (Judith Heber, 1987: 722).
      4. Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan biarpun dibuktikan kemustahilannya itu (W. F.Maramis 1991 : 117).

Berdasarkan pengertian di atas maka waham adalah suatu gangguan perubahan isi pikir yang dilandasi adanya keyakinan akan ide-ide yang salah yang tidak sesuai dengan kenyataan, keyakinan atau ide-ide klien itu tidak dapat segera diubah atau dibantah dengan logika atau hal-hal yang bersifat nyata.

  1. B. RENTANG RESPON

Rentang respon gangguan adaptif dan maladaptif dapat dijelaskan sebagai berikut :

Rentang respon neurobiologis

Respon adaptif

Respon maladaptif
² Pikiran logis persepsi akurat

² Emosi konsisten dengan pengalaman

² Prilaku sesuai dengan hubungan social

² Kadang-kadang isi pikir terganggu ilusi

² Reaksi emosional ber-lebihan atau kurang

² Prilaku ganjil atau tidak lazim

² Gangguan isi pikir waham halusinasi

² Ketidakmampuan untuk mengalami emosi

² Ketidakmampuan isolasi sosial

Rentang respon neurobiologis di atas dapat dijelaskan bila individu merespon secara adaptif maka individu akan berpikir secara logis. Apabila individu berada pada keadaan diantara adaptif dan maladaptif kadang-kadang pikiran menyimpang atau perubahan isi pikir terganggu. Bila individu tidak mampu berpikir secara logis dan pikiran individu mulai menyimpang maka ia akan berespon secara maladaptif dan ia akan mengalami gangguan isi pikir : waham

  1. C. FAKTOR PREDISPOSISI

Faktor predisposisi dari perubahan isi pikir : waham kebesaran dapat dibagi menjadi 2 teori yang diuraikan sebagai berikut :

  1. 1. Teori Biologis
    1. Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain).
    2. Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizofrenia mungkin pada kenyataannya merupakan suatu kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-orang yang menderita skizofrenia.
    3. Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamin neurotransmiter yang dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala peningkatan aktivitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.
    4. 2. Teori Psikososial
      1. Teori sistem keluarga Bawen dalam Lowsend (1998 : 147) menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga. Konflik diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansielas dan suatu kondsi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan ketergantungan diri kepada orang tua dan anak dan masuk ke dalam masa dewasa, dan dimana dimasa ini anak tidak akan mamapu memenuhi tugas perkembangan dewasanya.
      2. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya terhadap orang lain.
      3. Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling mempengaruhi antara orang tua, anak. Karena ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan ego pada waktu kecemasan yang ekstrim menjadi suatu yang maladaptif dan perilakunya sering kali merupakan penampilan dan segmen diri dalam kepribadian.

  1. D. FAKTOR PRESIPITASI

Faktor presipitasi dari perubahan isi pikir : waham, yaitu :

  1. Biologis

Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.

  1. Stres lingkungan

Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang berinterasksi dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.

  1. Pemicu gejala

Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkungan yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stres gangguan dalam berhubungan interpersonal, kesepain, tekanan, pekerjaan, kemiskinan, keputusasaan dan sebagainya.

  1. E. JENIS-JENIS WAHAM

Waham terbagi atas beberapa jenis, yaitu :

  1. Waham Kejar

Individu merasa dirinya dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang yang bermaksud berbuat jahat kepada dirinya, sering ditemukan pada klien dengan stres anektif tipe depresi dan gangguan organik.

  1. Waham Kebesaran

Penderita merasa dirinya paling besar, mempunyai kekuatan, kepandaian atau kekayaan yang luar biasa, misalnya adalah ratu adil dapat membaca pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah, dll.

  1. Waham Somatik

Perasaan mengenai berbagai penyakit yang berada pada tubuhnya sering didapatkan pada tubuhnya.

  1. Waham Agama

Waham dengan tema agama, dalam hal ini klien selalu meningkatkan tingkah lakunya yang telah ia perbuat dengan keagamaan.

  1. Waham Curiga

Individu merasa dirinya selalu disindir oleh orang-orang sekitarnya sehingga ia merasa curiga terhadap sekitarnya.

  1. Waham Intulistik

Bahwa sesuatu yang diyakini sudah hancur atau bahwa dirinya atau orang lain sudah mati, sering ditemukan pada klien depresi.

  1. F. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham yaitu : klien menyatakan dirinya sebagai seorang besar mempunyai kekuatan, pendidikan atau kekayaan luar biasa, klien menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang, klien menyatakan perasaan mengenai penyakit yang ada dalam tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, rasa curiga yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis, suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa tidak percaya kepada orang lain, gelisah.

  1. G. SUMBER KOPING

Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat berpengaruh terhadap gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber koping dapat meliputi seperti : modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi. Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang keterampilan koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan pengamatan. Sumber keluarga dapat berupa pengetahuan tentang penyakit, finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan tenaga dan kemampuan untuk memberikan dukungan secara berkesinambungan.

  1. H. POHON MASALAH

Kerusakan komunikasi verbal Akibat














  1. 2. TEORI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ISI PIKIR : WAHAM
    1. A. Pengkajian
      1. 1. Pengumpulan Data

Hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan gangguan isi pikir : waham kebesaran yaitu :

  1. Data Subjektif

Klien merasa dirinya sebagai orang besar, mempunyai kekuatan, kepandaian yang luar biasa, misalnya dapat membaca atau membawa pikiran orang lain, dialah ratu adil.

  1. Data Objektif

Klien kadang-kadang tampak panik, tidak mampu untuk berkonsentrasi, waham atau ide-ide yang salah, ekspresi muka kadang sedih kadang gembira, tidak mampu membedakan khayalan dengan kenyataan, sering tidak memperlihatkan kebersihan diri, gelisah, tidak bisa diam (melangkah bolak-balik), mendominasi pembicaraan, mudah tersinggung, menolak makan dan minum obat, menjalankan kegiatan agama secara berlebihan atau tidak sama sekali melakukannya, merusak diri-sendiri dan orang lain serta lingkungannya, jarang mengikuti atau tidak mau mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, sering terbangun pada dini hari, penampilan kurang bersih.

  1. 2. Daftar Masalah

Masalah yang lazim muncul pada klien dengan perubahan isi pikir : waham kebesaran, yaitu :

  1. Kerusakan komunikasi verbal.
  2. Perubahan isi pikir : waham kebesaran
  3. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri

  1. B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang sering muncul, yaitu :

  1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan isi pikir : waham
  2. Perubahan isi pikir : waham berhubungan dengan kerusakan interaksi sosial : menarik diri.
  3. Kerusakan interaksi sosial : menaruh diri berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah.

  1. C. Perencanaan dan Intervensi

Tindakan keperawatan yang lazim dilakukan pada klien dengan perubahan isi pikir: waham kebesaran yaitu :

  1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan isi pikir : waham kebesaran :
    1. Tujuan umum : klien mampu berkomunikasi verbal dengan baik sehingga klien dapat melakukan hubungan dengan orang lain.

  1. Tujuan khusus :
  • Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
  • Dapat mengidentifikasi pikiran yang realita, mengarahkan pikiran yang realita.

Intervensi dan Rasional

  • Bina hubungan saling percaya dengan klien, ciptakan lingkungan yang hangat dan bersahabat.

Rasional : dengan rasa saling percaya, klien dapat mengungkapkan perasaannya sehingga akan mempermudah melakukan tindakan keperawatan.

  • Diskusikan dengan klien penyebab perubahan isi pikirnya.

Rasional : dengan mengetahui penyebab, maka akan mempermudah dalam melakukan tindakan keperawatan.

  • Diskusikan, anjurkan serta arahkan klien berpikir secara realita.

Rasional : klien dapat melakukan hal-hal yang realita sesuai dengan kenyataan.

  • Libatkan keluarga dalam perawatan klien terutama terhadap perubahan isi pikir klien.

Rasional : keluarga merupakan support sistem yang baik untuk mendukung penyembuhan klien.

  1. Perubahan isi pikir : waham kebesaran berhubungan dengan menarik diri
    1. Tujuan umum : klien tidak mengalami perubahan isi pikir : waham kebesaran
    2. Tujuan khusus :
  • Klien dapat menyebutkan penyebab dirinya menarik diri dengan kriteria evaluasi, klien dapat mengetahui penyebabnya.
  • Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan dengan orang lain.

Intervensi dan rasional

  • Kaji pengetahuan klien dengan prilaku menarik diri sehingga dapat mengenali tanda-tanda menarik diri.

Rasional : klien dapat menyadari tanda-tanda menarik diri sehingga memudahkan perawat memberikan intervensi selanjutnya.

  • Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya terutama penyebab prilaku menarik diri.

Rasional : klien dapat mengungkapkan penyebab prilaku menarik diri dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi tindakan yang dilakukan.

  • Berikan pujian terhadap kemampuan berhubungan dengan orang lain dan kerugian bila tidak mau berhubungan dengan orang lain.

Rasional : pujian akan dapat memotivasi klien untuk mau berhubungan dengan orang lain.

  1. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan konsep diri, harga diri rendah.

a. Tujuan umum : klien mau berinteraksi sosial dan tidak menarik diri.

  1. Tujuan khusus : dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki dan digunakan dengan kriteria evaluasi, dapat mengungkapkan kemampuan yang dimiliki.

Intervensi dan rasional

  • Diskusikan dan anjurkan klien untuk melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang masih dapat dipergunakan selama sakit.

Rasional : memberi kesempatan pada klien untuk melakukan kegiatan sesuai kemampuan hingga klien merasa harga dirinya meningkat.

  • Anjurkan klien meminta obat pada petugas dan dapat merasakan manfaat.

Rasional : memastikan klien minum obat.

  1. Gangguan konsep diri harga diri rendah berhubungan dengan ideal diri tidak realistis dan gambaran diri yang terlalu tinggi.
    1. Tujuan umum : klien tidak merasa harga diri rendah
    2. Tujuan khusus :
  • Mengenal masalah, mengidentifikasi sikap menyebut masalah mengetahui pemecahannya.
  • Mampu mengenal harapan-harapan nyata dan tidak nyata.

Intervensi dan rasional

  • Bimbing keluarga untuk menghargai kemampuan hal-hal yang dimiliki klien walaupun tidak sebanding dengan kemampuan anggota keluarga lain.

Rasional : dengan menghargai kemampuan klien akan meningkatkan harga diri rendah.

  • Identifikasi bersama kilen tentang prilakunya yang maladaptif.

Rasional : klien dapat mengenal, mengungkapkan serta menerimanya

  • Identifasi bersama klien cara untuk memecahkan masalah.

Rasional : dapat meningkatkan kemampuan klien.

  • Beri tanggapan dan dengarkan harapan yang diinginkan.

Rasional : membuat klien menjadi terbuka.

  • Dorong individu untuk mengungkapkan harapan yang dimilikinya.

Rasional : memudahkan perawat dalam melakukan harapan yang dimiliki.

  • Tunjukkan pada klien harapan yang nyata.

Rasional : menunjukkan pada harapan yang bersifat nyata sehingga dapat menerima kenyataan.

  • Alihkan pada harapan yang tidak sesuai keaktivitas sesuai hoby.

Rasional : dapat membimbing untuk melakukan tindakan sesuai kemampuannya.

  1. D. Evaluasi

Hasil yang diharapkan setelah melakukan intervensi pada klien dengan perubahan isi pikir : waham kebesaran yaitu :

  1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
  2. Klien dapat mengendalikan isi pikir : waham kebesaran.
  3. Klien dapat mengekspresikan perasaannya.
  4. Klien dapat mengembangkan persepsi diri yang positif.
  5. Klien dapat berhubungan dengan lingkungan.
  6. Klien dapat terlibat dalam perawatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar